BODIKU YANG MONTOK KEENAKAN DIPERKOSA

BODIKU YANG MONTOK KEENAKAN DIPERKOSA


BODIKU YANG MONTOK KEENAKAN DIPERKOSA, Hasrat-Bispak55 Lebih dari tiga tahun saya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, majikanku ini tersohor kaya dan baik manalagi ia yakni kades dan ditakuti oleh orang-orangnya, majikanku ini yang memiliki nama Bapak Dimas, waktu bekerja di sini saya rasakan nikmat tak nikmatnya jadi pembantu, serta momen waktu tinggal di tempat ini saya pernah digagahi.


Malam itu benar-benar panas sekali saya ingin tidur saja sulit selanjutnya saya bukalah jendela kamarku agar anginnya masuk ke kamarku dan saya ganti busana dengan daster tipis saya mennyalakan kipas anginnya baru saya dapat tertidur nyenyak. Yang membuat saya kebingungan di saat itu saya jadi punya mimpi dengan pengemudi pribadinya Bapak Dimas.


Namanya Pak Aris dalam mimpiku ia mendaftarngiku dan merengkuhku tiada pakain dan telanjang keseluruhan, walau umurnya yang telah tua tetapi tubuhnya itu yang kekar seperti orang rata-rata fitnes, beliau memiliki tubuh yang kekar dan berotot.


Serta yang membuatku geli merupakan buah terong yang menggantung cantik di pangkal pahanya. Ih, demikian menggemaskan.Pelan-pelan beliau dekatiku serta langsung meremas remas buah dadaku yang sudah terbuka bebas.


Tidak tahu mengapa belaian Pak Aris berasa demikian riil, seperti tidak dalam mimpi. Juga waktu bibir tebalnya mulai melumat kupingku saya sempat tersentak serta pelan-pelan terlindungi dari tidurku. Akan tetapi begitu terperanjatnya saya waktu mengerti apa yang sebetulnya berlangsung.


Nyatanya apa yang saya rasakan barusan bukan hanya mimpi. Di depanku rupanya betul-betul ada pribadi Pak Aris yang merengkuh badanku.Pak Aris! Apa yang Bapak kerjakan? Saya memajukan badan Pak Aris kuat-kuat maka dari itu ia terjengkang ke belakang.


Lekas saya tutupi badanku yang rupanya pula hampir telanjang dengan selimut.Tenang, Lis! Telah lama saya menyimpan gairahku padamu! Kembali Pak Aris coba memeluk badanku. Akan tetapi kembali saya memajukan badannya kuat-kuat ke belakang.


Pergi! Gertakku.Atau saya bakal teriak!Silakan teriak! Buang waktu saja kamu teriak. Karena tak kan ada orang yang mendengarmu. Apa kamu lupa, Pak Dimas dan keluarga barusan sore udah pergi ke Bandung untuk berlibur! Menjadi bertambah baik kamu patuhi saja hasratku!Pak Aris tersenyum sinis.


Saya kian ketakutan sewaktu Pak Aris kembali dekatiku. Selekasnya saja saya melonjak dari dipan dan coba lari mengarah pintu dengan keadaan telanjang. Akan tetapi apes! Saya kalah cepat dengan Pak Aris.


Secara sekejap, dia menangkapku dari belakang serta menjepitkan badanku menuju dinding. Ke-2  tangannya mencengkam kuat lenganku ke atas tembok, sementara itu ke-2  kakinya menutup kakiku maka dari itu saya susah untuk bergerak.


Saya berusaha untuk meronta maksimal. Tetapi sia-sia, tenaga Pak Aris memang semakin kuat diperbandingkan tenagaku yang cuma orang wanita. Kian kuat saya meronta, lebih kuat genggaman Pak Aris di Badanku.


Tolong, Pak! Bebaskan saya! saya menangis dan mengemis pada Pak Aris. Tapi buang waktu saja. Beliau tak dengerin perkataanku. Juga dengan liar Pak Aris menusukiku dengan ciuaman mautnya.


Lama-lama tanagaku terkuras habis. Badanku jadi lemas. Saya telah tak dapat melakukan hal apapun kembali. Yang dapat saya kerjakan sekedar pasrah serta mengikuti ketentuan mainnya Pak Aris.Pelan-pelan cengkaman Pak Aris mulai mengendor.


Perbuatannya yang sebelumnya kasar mulai melunak dan beralih menjadi halus. Juga saya akan masuk dalam bermainnya saat secara halus Pak Aris mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku.


Saat itu kakiku berasa lemas serta gontai. Saya tidak kuat kembali menumpang berat tubuhku sendiri, maka dari itu saya mulai terkulai. Tapi dengan bergas, Pak Aris selekasnya tangkap badanku, mengusungnya lalu menuntunku ke atas dipan.


Sebentar tersirat di paras Pak Aris sebuah senyuman kemenangan. Lantas secara lembut dia mulai melumat bibirku. Tidak tahu mengapa saya tidak mampu buat menampiknya. Bahkan juga ada dorongan kuat dari dalam diriku buat membalasnya lumatannya itu.


Nach, demikian donk Lis! Bila seperti ini kan lebih nikmat! kata Pak Aris puas.Saya tersenyum tersipu-sipu.Bapak betul, kemungkinan lebih bagus saya mengikuti bapak dari awal barusan. Bahkan, telah lama pun saya tak memperoleh sentuhan laki laki.


Kembali Pak Aris tersenyum puas.Trus, ngapain kamu barusan pakai coba berontak, Lis?"Barusan saya sekedar terkejut saja. Dibalik tampilan bapak yang bersahaja, kok teganya bapak coba meniduri saya.


BODIKU YANG MONTOK KEENAKAN DIPERKOSA


Namun, ah biarlah! Yang pentingkan saat ini saya telah jadi punya Bapak!Kembali Pak Aris mulai mencumbuku. Kecupannya mulai menjalar lewat leherku selanjutnya turun ke buah dadaku. Kumis tebalnya yang kasar sapu kulit dadaku maka mengundang kesan tertentu yang lebih membuatku ibaratnya terbang ke angkasa.


Kecupan dan jilatan Pak Aris terus bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah repot di pangkal pahaku membuat pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.Oh, Pak Aris! Tidak boleh siksa saya seperti berikut! rengekku.Pak Aris tidak mempedulikan ucapanku.


Malah dia justru menyibakkan rumput-rumput liar yang membatasi pintu goa darbaku.Wah, Lis! Begitu indah memiaw kamu. Berwarna merah muda dengan baunya yang merebak. Oh, benar-benar mengagumkan.


Laksana sekuntum mawar merah yang sedang merekah saat pagi hari. Jelas kamu menjaganya secara baik. Oh, Lis! Saya senang sekali dengan memiaw yang semacam ini!Pelan-pelan Pak Aris menjulurkan lidahnya dan sapu permukaan klitorisku.


Berasa kasar, benar-benar. Namun nikmat!Ayolah, Pak! Ouhh, saya sudah tak tahan kembali. Saya lagi mengemis terhadap Pak Aris. Akan tetapi ia lagi memainkan emosiku. Selanjutnya saya cari gagasan lain.


Saya coba menggerayangi badan kekar Pak Aris sembari menginginkan buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Serta tak sulit untukku untuk mendapati buah terong sebesar itu. Secara lembut serta manja, saya mulai mengocak tangkai kont*l Pak Aris dibarengi dengan pijatan-pijatan yang bikin beliau merem terbuka.


Perlahan-lahan saya menuntun kont*lnya ke arah memiawku yang telah basah. Tapi dengan nakal, Pak Aris cuman tempelkan serta menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku.


Berasa geli, memeng. Tetapi kesan yang saya rasakan berasa nikmat. Belum sempat saya merasai yang seperti berikut.Oh, Pak Aris! Ayolah.saya sudah gak tahan kembali, cepat memasukkan donk!Saya telah tidak dapat tahan diberlakukan sesuai itu.


Perlahan-lahan saya tingkatkan bokongku ke atas untuk menyongsong kejantanan Pak Aris yang udah ngaceng. Selanjutnya saya menghimpit bokong Pak Aris ke bawah biar kont*l itu dapat masuk dengan prima.Narasi Sex Setubuhi,Narasi Porno gagahi,Cerit ngentot Tiduri,Narasi Asusila tiduri,Narasi Hot Setubuhi,Setubuhi Kenikmatan


Aaarrrghhh! saya menjerit kecil waktu tangkai kont*l Pak Aris yang besar itu tembus lubang vaginaku. Sebelumnya berasa geret serta perih, karena ukuran k*ntol Pak Aris memang besar serta panjang apabila dibanding dengan punya suamiku.


Akan tetapi sehabis buah terong itu tertancap sejenak di lubang vaginaku, rasa perih itu perlahan-lahan beralih menjadi rasa nikmat.Perlahan Pak Aris mulai mengayunkan bokongnya naik dan turun.


Hooohh.., Pak! Ssstt, nikmat Pak! saya jadi bicara gak karuan.Marilah, Lis!Goyangkan pula pan..tatmu! Ooohhh!Saya ikuti kata Pak Aris. Kucoba untuk ikuti irama serta beberapa gerakan nikmat yang sudah dilakukan Pak Aris.


Gesekan-gesekan lembut di antara tangkai kont*l Pak Aris dengan dinding vaginaku berasa nikmat.Ohhh, Lis! Yabegitu! Terusgoyangkan bokongmu! Uuuhh, oohh, yes!Pak Aris terlihat demikian nikmati permainan kami.


Kusaksikan mukanya menengadah dengan mata terpejam, seakan menjiwai sedotan dari vaginaku. Kadangkala dari bibirnya kedengar lenguhan serta desisan keasyikan.Aku juga pula nikmati sikatan-sodokan baik tangkai k*ntol Pak Aris.


Juga saya merengkuh badan kekar Pak Aris dengan kuat. Seakan tidak mau stop dari permainan itu. Keringat mengucur deras lewat pori-pori badan kami, maka dada sektor Pak Aris yang dengan bulu halus terlihat berkilau sebab basah oleh keringat.


Saya tidak mengira, rupanya di umurnya yang gapai 1/2 masa itu, Pak Aris masih punyai stamina yang sempurna. Hingga saya kerepotan hadapi goyangan serta sikatan mautnya.


Sampai selanjutnya saya rasakan ada suatu hal yang berdenyut dari dalam rahimku.Ooohh, Pak! Saya, pengin ke..luar!Ssshhhtt, Arrhhhggg! Saya tidak kuat kembali meredam suatu yang mendorong keluar dalam rahimku.


Tetapi Pak Aris terus mengayunkan kont*lnya masuk keluar serta menusuk-nusuk goa darbaku. Dan sesaat selanjutnya, saya pula merasai tangkai k*ntol Pak Aris mulai berdenyut di dalam vaginaku.


Hingga selanjutnya.Aaaoouuhhh, Lis! Nikmat bangeet!Cairan putih kental menyemburkan deras dari ujung tongkol Pak Aris. Pak Arispun selanjutnya jatuhkan diri ke segi badanku. Napasnya nampak tersengal serta dilihat kecapean.


Oh, Pak Aris! Bapak memang sungguh-sungguh istimewa. Telah lama saya tidak merasai nikmat sesuai ini. Terima kasih ya Pak! Saya memegang badan Kekar Pak Aris.Kusandarkan kepalaku di dada sektor Pak Aris sekalian mengelus-elus bulu-bulu halus yang berbaris rapi hingga sampai ke pangkal pahanya. Secara lembut juga Pak Aris membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah, nyatanya dicabuli itu tak selama-lamanya tak sedap. Kesempatan ini malahan saya berharapnya kembali.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama