CERITA DEWASA ISTRIKU MENIKMATI DIPERKOSA MALING PERKASA

CERITA DEWASA ISTRIKU MENIKMATI DIPERKOSA MALING PERKASA


CERITA DEWASA ISTRIKU MENIKMATI DIPERKOSA MALING PERKASA, Hasrat-Bispak55 Mendadak suatu suara keras menggugah kami di larut malam. Fatimah istriku memegang lenganku karena sangat ketakutannya. Suara itu hadir dari arah dapur. Nampaknya kaca yang jatuh awut-awutan. Perasaanku mengucapkan ada sesuatu hal yang tidak rampung ada di rumah ini. Saya bangun serta menghidupkan lampu. Istriku usaha menghentikan saya. Dengan berhati-hati saya bangun dan buka pintu serta mengambil langkah ke dapur. WAJIB 4D


Saya terkejut dengan ketakutan yang sangat saat ada figure asing di bawah jendela dapurku. Terlihat di lantai kaca jendela pecah berantakan. Jelas ia ini maling yang ingin merampok di dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya begal ini berdiri serta mengambil langkah pendek menyikat pisau dapur kami yang tidak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut serta jambangnya yang tidak bercukur terlihat demikian gahar. Dengan busananya yang T. Shirt gelap dan celana jean bolong-bolong ia menyeringai memberi ancaman saya dengan pisau dapur itu.


Saya memang lelaki yang gak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Memandang tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari kembali lagi ke kamar tidurku serta tutup pintunya. Tapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras mendesak buat mengancing kebalikannya maling itu selalu memajukan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Tetapi pekikan itu tentu buang waktu. Rumah kami ialah rumah baru di perumahan yang belumlah banyak penghuninya. Tetangga paling dekat kami yakni Pak RT yang jaraknya seputar 30 rumah kosong, yang masih belum memiliki penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang tidak sama yakni bentang kali serta sawah yang luas berpetak-petak. Sejak mulai pernikahan kami dua tahun lalu, berikut ini rumah credit kami yang baru kami tinggali waktu dua bulan ini.


Usaha ambil dan dorong pintu itu dengan pastinya dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai dan maling itu dengan bebas masuk ruangan tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku biar tak berteriak-teriak sekalian memberi ancaman ingin memangkas leherku. Istriku sekejap ‘klakep' sepi. Sekalian menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya dicapainya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya terlihat sapu tempat keluarga dan menarikku merapat ke dalam lemari piranti. Tentu di nyari-nyari benda bernilai yang kami taruh.


Ia mendapatkan lakban di topangkkan beberapa macam perlengkapan. Dengan 1/2 membanting ia memajukan saya biar duduk di lantai. Ia me-lakban tangan serta kakiku lalu mulutku sampai saya betul-betul bungkem. Pada situasi tidak berdaya saya diambilnya kembali lagi ke kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sekalian menangis histeris. Akan tetapi itu cuma sebentar.


Maling ini benar-benar mempunyai pengalaman serta berdarah dingin. Ia cuma omong,


"Diam nyonya cantiikk.. Tak boleh membikin saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' dan sepi.


Kelihatan maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset serta pesawat radio di kamarku. Ia nampaknya berpikiran. Seluruhnya kulihat dalam kelumpuhan serta kebisuanku lantaran lakban yang mengikat kaki tanganku dan membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya di sudut tempat tidur sebab shock serta histeris dengan kejadian yang lagi terjadi. Dengan lakbannya dia segera bekap mulutnya serta direbahkannya badannya di tempat tidur. Saya tidak dapat apapun cuman sanggup tergelintang serta berkedip di lantai. Saya lihat bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Rupanya maling itu melebarkan tangan istriku serta mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi tempat tidur kayu kami. Demikian juga di kakinya. Ia bentangkan serta ikat pada kaki-kaki dipan. Dan selanjutnya yang berlangsung yakni saya yang terkapar lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku terlentang dan terlilit di dipan pengantin kami.


Hatiku benar-benar tidak sedap. Saya risau maling ini melakukan hal di luar batasan. Memandang figurnya, kelihatan ia ini orang kasar. Badannya kelihatan teguh dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada sekitaran 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sekalian membentak,


"Diam nyonya cantiikk.." saat menyaksikan istriku yang benar-benar terlihat benar-benar seksi dengan kemeja tidurnya yang serba mini lantaran udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya ingin makan dahulu ya sayaang.. Tak boleh beberapa macam". Ia nyelonong keluar ke arah dapur. Dasar maling tidak dengan modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Tampak istriku berontak melepas diri dengan percuma. Terkadang terlihat matanya resah dan ketakutan Menyaksikan saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku bermaksud melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Setelah makan maling itu gelatakan membukai Bermacam almari dan laci-laci dalam rumah. Ia gak bakal temukan apapun sebab memang kami gak punyai apa- apa. Saya pikirkan begitu mukanya bakal sedih lantaran kecewa. Kudengar suara gerutu. Kelihatannya ia berang.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruang tidur kami. Buka almari baju serta mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan palsu istriku.


Lantaran tidak memperoleh apa yang dicari Maling mengarahkan arah kejengkelan. Ia pandangi istriku yang celentang dalam ikatan di tempat tidur. Ia merapat sembari membentak,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang cemerlang berotot bergerak menggapai pakaian tidur istriku lantas menariknya dengan keras sampai robek dan putus kancing-kancingnya. Serta yang selanjutnya tampak terpajang yaitu bukit kembar yang demikian cantik. Payudara Fatimah yang paling ranum dan padat yang memang selamanya tiada BH tiap-tiap jam tidur. Tampak sekali paras maling itu kagum.


Saat ini saya serius sangatlah takut. Semua Peluang dapat terjadi. Saya lihat ada peralihan raut wajahnya. Sehabis tidak mendatangkan uang atau benda bernilai ia jadi ingin tahu. Ia terasa punya hak mendapatkan substitusi yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah serta dengan selalu menyaksikani buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian tempat tidur.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sembari tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali gak dapat menampik karena kaki serta tangannyaterikat lakban itu. Serta tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sembari Memperdengarkan suara dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata dan menangis, menggeleng-geleng kepalanya sembari keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menstimulasi ia lebih biadab. Tangan-tangannya tanpa dengan kuatir mengelus- elus dan meremas-remas buah dada Fatimah dan anggota tubuh sensitive yang lain. Ini serius membikin darahku menggelegak berang. Saya harus lakukan perbuatan suatu yang bias hentikan semuanya apa saja efeknya. Yang selanjutnya dapat kulakukan merupakan gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk kemudian menyepakkan ke pinggiran ranjangku. Maling itu terkaget tapi sekali-kali tidak berubah.


"Hey, brengsek. Pengen ngapain kamu. Tidak boleh jenis-jenis. Tidak boleh usik istrimu yang nikmati pijitanku,"ia memarahi saya. Serta saya segera putus harapan. Saya mustahil melakukan hal apapun kembali. Sekarang cuma batinku yang meratap momen ini.


Serta yang berlangsung selanjutnya yakni suatu Yang betul-betul menyeramkan. Maling itu menarik robek semuanya pakaian tidur istriku. Ia sungguh-sungguh membuat Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Terus ia rebah rapatkan badannya disebelahnya. Istriku terlihat bak rusa roboh dalam tangkapan serigala. Dan sekarang pemangsanya merapat untuk mengoyak-oyak buat nikmati badannya.


Ia gak sanggup berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya makin memahami begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia tampilkan begitu beberapa bagian badannya memperlihatkan sensualitas yang tentu silau tiap lelaki yang melihatnya. Rambutnya yang mawut tergerai, tatap muka lengan serta pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman beberapa lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking amat melawan. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian hebat menakjubkan syahwat. Saya sendiri terheran-heran bagaimana saya dapat menimang dewi secantik ini.


Dan sekarang maling kasar itu menenggelamkan parasnya ke dadanya. Ia menciumi serta menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang keliatannya usaha berontak dengan menggelinjang-geliatkan badannya yang ditetapkan buang waktu. Dengan kian sadis gairah nyolongnya saat ini berganti menjadi  hasrat binatang yang disanggupi birahi.


Ia masuk menjilat-jilat serta menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Berikut acara pesta besarnya. Ia kemungkinan tidak mengandaikan akan cicipi nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan serta kecupannya maling ini masuk ke perbatasan pinggul Fatimah dan naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sembari tangannya gerayangan ke semua arah meremas serta tampak kadang-kadang sedikit mencakar menyalur gelegak hasrat birahinya.


Perlawanan istriku sangat menurun. Yang didengar semata-mata gumam dengus mulut tersumpal sembari menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai pernyataan penolakannya. Kemungkinan ketakutan dan kelelahannya membuat stamina-nya ‘down' dan lumpuh. Sementara si maling selalu melumati perut serta menjilat- jilat beberapa sisi sensual badannya.

CERITA DEWASA ISTRIKU MENIKMATI DIPERKOSA MALING PERKASA

Kebringasan dan kebrutalan selera syahwat maling ini makin melesat ke pucuk. Terang akan menyetubuhi istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari dipan dan dalam waktu cepat melepas T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dianya sendiri. Saya takjub. Maling itu punyai bodi badan yang paling atletis dan menarik menurut ukuran penampakan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat lantaran keringatnya tampak dadanya, otot lengannya perutnya demikian kuat seperti aktor binaraga. Tungkai kakinya, paha dan betisnya benar-benar seirama sekali.


Yang membuat saya terperangah yaitu kemaluannya. kont*l maling itu demikian memesona. Tampak dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan sebab kerasnya tekanan darah syahwatnya yang memojokkaninya. Besar serta panjangnya di atas umumnya kemaluan orang Asia dan terlihat amat cocok dalam warna hitaman semula lantas sedikit belang kecoklat-coklatan di leher dan ujungnya. Lubang kencingnya tampil dari belahan bonggol yang mekar menentang. WAJIB 4D


Kesan-kesan kekumuhan awal mula yang kutemui dari rambut serta jambangan yang tidak bercukur dan bajunya yang dekil langsung hancur demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia terlihat benar-benar jantan jenis jawara.


Dalam ketakutan serta was-was istriku Fatimah lihat saat maling itu bangun dan dengan cara cepat melepaskan bajunya. Demikian lelaki maling itu betul-betul telanjang saya lihat transisi di wajah dan mata istriku. Muka dan penglihatannya terlihat kagum. Yang belumnya layu dan kuyu saat ini brutal dengan mata yang membelalak. Barangkali karena ketakutannya yang kian jadi atau karena terdapatnya 'surprise' yang tampil dari pribadi lelaki telanjang yang saat ini ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu tidak dilepaskan sampai ekor matanya mengikut dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Meski saya gak berani mengaitkan dengan cara tepat, menurut pendapatku paras jenis itu ialah muka yang didera selera birahi. Apakah ada birahi Fatimah bangun dan berminat di lelaki maling yang dengan beringas udah mengikat serta menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau 'surprise' yang disajikan lelaki itu sudah membalik 180 derajat dari takut, emosi dan tidak suka jadi dorongan syahwat yang luar biasa yang menyerang seluruhnya sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang kasmaran dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari tempat tidur serta merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia raih kaki Fatimah yang terlilit serta mulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku setelah itu mengulumnya.Cerpensex


Saya melihat kaki Fatimah yang seperti disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta serta meregang- regang. Saya tidak tentu. Apa itu gerak kaki untuk berontak atau menghentikan kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu selalu serang dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia kerjakan di ke-2  tungkai kaki istriku buat mulai lumatan serta jialatan seterusnya ketujuan pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan triknya maling itu menyengaja Jatuhkan martabatku jadi suami Fatimah.


"Mas, istrimu sedap sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Serta saya di sini yang tergelimpang jenis tangkai pisang gak mempunyai daya cuman dapat menerawang serta menelan ludah.


Tapi ada yang mulai merambati serta merasuk ke sanubariku. Saya mau tahu, ragam apa paras Fatimah saat kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Serta kemauan tahuku itu nyatanya mulai menstimulasi syahwat birahiku. Dalam terbaring sembari mata gak terlepas melihati tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang elok kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Kulihat begitu maling itu menyerobot ke Selangkangan istriku. Ia menciumi dan menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang di tiap rambahannya. Tetapi yang bikin jantungku berdegap kuat yakni geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya betul-betul tidak menyaksikannya menjadi perlawanan seseorang yang lagi disakiti serta dirampas kehormatannya. Istriku tampak demikian tenggelam nikmati tingkah maling itu.


Saya pastikan kalau Fatimah sudah terbenam dalam nafsu seksualnya. Ia menggeliang-geliat dan menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah alami kegatalan birahi yang paling luar biasa serta saat ini nuraninya selalu jemput dan rindui kenyotan bibir sang maling itu. Sedangkan saya usaha selalu memikir positip. Kalau sangatlah berat menampik bujukan syahwat seperti yang lagi dirasakannya. Secara lambat dan nyata kont*lku sendiri makin keras serta tegak lihat yangharus saya tonton itu.


Serta klimaks dari pertarungan ‘perkosaan' itu terjadi. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap dan mengenyoti itil istriku dan meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Tidak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya kian diangkatnya tinggi-tinggi. Ia kelihatan mau menggapai orgasmenya. Bukan main. Rata-rata begitu sukar untuk Fatimah mendapati orgasme. Kesempatan ini belum lagi maling itu kerjakan penetratif ia sudah dekat pada pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Saksikan ituu.. Betul.. Fatimah raih orgasmenya.. Nittaa..


Ia mengangkut tinggi bokongnya serta selalu Diangkatnya sampai sekejap sembari terkejat-kejat. Kelihatan walau tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seperti ingin meremas suatu hal.sebuah hal.  Serta kaki-kakinya yang meregang mengatakan begitu nikmat syahwat lagi menempanya. Itu yang dapat ditayangkan olehnya disebabkan tangan dan kakinya masih terlilit ke tempat tidur.


Serta si maling paham. Saat sebelum terburu Fatimah Kepayahan ia naik menindih badan istriku dan membantu kont*lnya ke lubang vaginanya. Sekian kali ia mengocak kecil sebelumnya akhirnya kemaluan yang cukup besar dan panjangnya itu menembus dan lenyap ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang kayaknya disemangati oleh istriku dengan menggoyang serta mengangkut-angkat bokong serta pinggulnya supaya kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Saksikan insiden itu. Terutama bagaimana muka istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi dan alisnya. kont*lku begitu ketahan oleh celana sempitku. Saya tidak sanggup mengerjakan apapun untuk Membebaskan dorongan syahwatku.


Pecutan maling itu kian cepat serta kerap. Saya yakinkan jika maling itu lagi dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang kian teguh kaku terlihat licin berkilat lantaran cairan birahi yang melumasinya tampak seperti piston diesel masuk-keluar menembusi mem*k istriku. Saya pikirkan begitu nikmat menyerang istriku. Dengan keadaannya yang masih terlilit di tempat tidur, bokongnya kelihatan turun naik atau mengegos menangkis pompan kont*l lelaki maling itu.


Sesaat lagi spermanya akan muncrat isikan rongga kemaluan istriku. Dan keliatannya istrikupun dapat mendapat orgasmenya kembali. Orgasme berturut-turut. Bukan main. Waktu menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Tetapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia mau jemput orgasmenya yang ke dua.


Waktu-waktu pucuk orgasme dan ejakulasinya lebih dekat, lelaki itu dekatkan mukanya ke muka Fatimah dan tangannya raih selanjutnya lepaskan lakban di mulut istriku. Tetapi ia gak memberikannya peluang untuk teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya lihat mereka sama-sama berpagut. Dan itu bukan pagutan paksakan. Istriku tampak menanggapi lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Serta ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu lepaskan cepat pagutannya serta sedikit bangun. Ia menyabet pisau dapur yang ada pada dekatnya. Dengan semasing sekali babatan ke-2  ikatan tangan Fatimah bebas. Dan pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat merengkuhi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Serta tanpa ada sangsi serta ragu-ragu demikian terhindar tangan istriku langsung memegangi badan lelaki maling ini. Saat ini saya lihat persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku  mendesis dahsyat, tidak ada pembicaraan akan tetapi terang, ia kembali mendapat orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat mengeluarkan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu dan menanamkan kukunya. Terlihat bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat tercedera dan berdarah.


Masih sekejap mereka pada suatu dekapan sebelumnya selanjutnya lelaki maling itu bangun serta menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku terus lihat spermanya yang kental meluap tumpah serta meluluh dari lubang vagina Fatimah. Sekejap mata maling itu melihati badan istriku yang tampak loyo.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama