CERITA DEWASA META MONTOK GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA META MONTOK GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA META MONTOK GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak55 Sesudah demikian lama saya lakoni hidup dengan 2 orang suami disisiku serta sudah banyak keasyikan duniawi yang saya dapatkan, selanjutnya ada rasa was-wasku. Hati risauku muncul terutama jika Duta hadir dari Jakarta tengah saya tidak dapat melayaninya di tempat tidur sebab kodratku jadi wanita yang perlu terima tamu"jepang", saya terasa bersalah sekali. WAJIB 4D


Lagi Mas Pujo sebab tiap-tiap hari ada disisiku saya tidak berasa demikian terbeban dengan rasa bersalah. Sesungguhnya kekeduanya cukup sabar serta memahami situasiku, sampai Mas Pujo dengan suka-rela mengalah untuk berikan peluang di Duta mengesankan dirinya sendiri"meniduri" diriku jika Duta ingin pergi rada lama, kebalikannya demikian pula jika Mas Pujo ingin dinas luar. Ada hasratku buat mendapatkan alternatif peranku sebagai isteri buat mereka berdua saat tamu"jepang" itu ada. Impian itu demikian besarnya menghimpit jiwaku karena didorong rasa sayangku di ke-2 nya.


Sesudah mengangsung baik-buruk serta untung rugi, jalan buat mengaktualkan kemauanku itu pada akhirnya ada. Secara kebenaran saya sedang ikuti arisan ibu-ibu yang teratur dikerjakan tiap-tiap bulan di kantor suamiku. Kebanyakan jadi isteri bos saya cukup melindungi jarak dengan ibu-ibu yang lainnya, tetapi entahlah sesudah hadirnya Duta saya bertambah PD dan dekat dengan mereka. Salah satunya ibu yang turut arisan teratur itu ialah isteri seorang manager menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama kedok suami). Wanita turunan Manado dengan Madura kulitnya tidak begitu putih seperti wanita Manado umumnya namun jadi dekati mulato tetapi kelihatan bersih dan kemel, tingginya lebih kurang 165 cm, serta bodinya cukup ramping walau sudah punyai anak dua orang. Yang spesial sebetulnya wujud perutnya yang rata terpenting sisi bawah pusar tidak seperti wanita yang sudah punyai anak saja serta umurnya anyar 35 tahunan. Ia terhitung tidak elok tetapi ayu dadanya lumayan besar jika disaksikan di luar juga semakin besar dari ukuran saya. 

"Mbak Rien saat ini jadi segar lho.?" bisiknya satu waktu ditengah-tengah acara arisan yang bising oleh suara ibu-ibu.


"Ah jeng Meta (kedok) ini dapat saja, Mbak sejak dahulu kan begini-begini saja to." jawabku meskipun ada rasa GR pun dalam hati.


"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap komentar jika dikantor ini Mbak termaksud orang masih yang semlohai (semok molek aduhai) walaupun udah berusia" terusnya.


"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.


"Namun betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya mengharap.


"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak jika Mbak kasih tahu pula buang waktu wong gak dapat disebarkan" jawabku sembari ketawa.


"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.


"Betul pengen tahu..?"


"Ya.!"


"Minum Air liur burung" bisikku sembari merapat ke telinganya.


"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.


"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.


"AH! Mbak guyon!"


"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.


"Itukan biasa Mbak"


"Biasa bagaimana, kalaupun semata-mata ML terus usai ya biasa jeng tetapi ada metodenya" jelasku.


"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali 1 minggu?" lanjutku.


"Sangat sekali ya terkadang 2x Mbak" jawabannya.


"Kalaupun ML apa yang jeng Meta kerjakan?" tanyaku kembali.


"Ya biasa Mbak bercumbu terus gitulah..! Selalu usai ya demikian saja" jawabannya.


"Lho ya telah bagaimana to jeng, hendaknya kan ada pemanasan, permainan lagi pendinginan serta apa jeng Meta terus bisa sampai pucuk?"


"Itu dia Mbak problemnya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sekalian menerawang.


"Selalu"


"Ya jika sudah demikian paling saya yang sensitif dan kebanyakan sekedar dapat menumpahkan ke tugas rumah Mbak" terusnya.


"Nach itu dia jeng perbedaannya, Mbak dengan Mas Pujo terus pucuk bahkan juga berulang-kali lho" jawabku.


Kusaksikan mukanya kelihatan terpukau dan terlihat rasa ingin taunya yang terpancar dari matanya.


"Jeng ML itu kalaupun dijalankan secara benar serta suka cita dapat bikin kita tahan lama muda, sebab kerja hormon-hormon pada tubuh kita jadi intensif" lanjutku menerangkan bak seaorang dokter.


"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" penyelaannya.


"Sebab itu saya ngomong, meskipun Mbak kasih tahu kan jeng Meta belumlah tentu dapat.. Bahkan juga.." jelasku menyengaja memancing reaksinya.


"Bahkan juga apa Mbak.?" Tanyanya tidak sabar.


"Bahkan juga bila jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo pula belum pasti pengin" lanjutku sekalian berbisik.


"Ahh Mbak" jawabannya sekalian mencubit lenganku.


Narasi kami selesai dengan selesainya acara arisan, saat sebelum pergi Meta sempat berbisik kapan waktu pengin komunikasi kujawab ya setiap waktu. Sampai kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.


1 minggu selanjutnya di saat itu jam 19.00 malam, Duta anyar ada dari Jakarta sedang saya kembali ada tamu jepang jadi saya punya tujuan memberikan blowjob Duta tengah Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telephone berdering, sebab saya dan Duta akan telanjang karenanya Mas Pujo yang mengangkut telpon.


"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya gak tahu apa jawaban disamping sana, tetapi,


"Ya betul, pengen berbicara dengan Mbak Rien..? Sesaat ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta terpaksa sekali melepas pelukannya padaku. Sesungguhnya scenario ini saya yang buat, lantaran saya pengin Meta bisa main kerumah maka kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota buat supervisi waktu tiga hari.


"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mengawali perbincangan.


Kami bicara panjang lebar hingga akhirnya menyentuh percakapan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku untuk belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau lihat saja kami yang mengaplikasikannya berdua. Meta ingin tahu periode saya dan Mas Pujo pengen bercinta disaksikan pihak lain, kujawab kalau saya cuman dapat kalaupun orangnya itu Meta, lain tak lagian hanya hanya beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas pada akhirnya kuulangi kembali tawaranku dan jawabnya.


"Iya Mbak BT nih anak-anak udah di tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.


"Ya telah to main saja ke rumah, kami seluruhnya lagi tidak ada pekerjaan kok lagian masih sore" jawabku.


"Namun Mbak,"


"Apa?"


"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.


"Gak pa-pa kami hanya berdua kok, gak boleh khawatir kelak pulangnya kami antara" jawabku.


"Oke Mbak namun janji lho.. tidak perlu dipraktekin sama saya.." pintanya menyelesaikan perbincangan.


Sesudah itu kami tutup perbincangan, rumah Meta kurang lebih 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar dan bersembunyi di kamar sementara saya dan Mas Pujo yang bakal terima Meta. Gagasan ini pernah kuutarakan awalnya sama suami-suamiku. Kurang lebih 25 menit kami tunggu ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang waktu itu sekedar gunakan piyama tanpa dalaman yang memberikan pintu.


"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah disertai Mas Pujo.


Meta gunakan pakaian cukup ketat maka dadanya yang membusung tampak kabur namun saya percaya laki laki mana pun akan ingin tahu ingin ketahui didalamnya, lebih-lebih dengan kancing depan serta belahan dada yang rada kebawah sedang bawahan dia gunakan celana jean terlihat seksi sekali pantatnya.


"Malam, wah.. Jeng Meta tidak nyagka lho kalaupun dapat main kerumah gak kesasarkan?" tanyaku.


Sesudah mempersilahkan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah selanjutnya mengusik kasus dipan, Mas Pujo bisa menyaksikan mimik muka Meta yang bosan tahu bila dia mulai kepancing birahinya. Lantaran pembicaraan kami yang menstimulasi saraf telinga Meta serta kami tidak berkatanya secara vulgar, tanpa ada berasa jam memberikan angka 9 malam, Meta was-was.

CERITA DEWASA META MONTOK GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

"Mbak telah malam nih Meta pengen minta pamit" pintanya namun matanya tampak sayu.


"Tak boleh dahulu tukasnya pengen belajar rahasianya Mbak" jawabku sekalian melihat Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D


"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"


Saya dekati Mas Pujo dan kucium ia dibibirnya denga mesra serta halus.


"Gak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sembari merengkuhku, kami berciuman, dan sama-sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam parasnya lihat fragmen kami, walau begitu saya melakukan secara halus dan berhati-hati sekali.


"Seperti inilah kami mengerjakannya jeng," kataku memaparkan seperti dosen saja.


"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya tetapi tidak bergerak.


"Ayolah.. gak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu situasi lekas merapat maka duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, terus digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu.


"Mbak.. Tetapi cu ma se ba.. tas teknik pemanasan saja lho Mbak" pintanya sekalian melihatku.


"Ya, Mas cuman bakal menunjukkan langkah pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.


Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, mendapatkan perbuatan begitu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tanpa ada melumatnya. Ahh! Meta mendesah, diulang-ulanginya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya cukup lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo dan Mas Pujo mulai mempertingkat laganya, tangannya berubah ke bawah ketiak Meta dan tarik badan Meta kepelukannya. Seluruhnya dikerjakan di sofa ruangan tamu, sekalian duduk bedempetan.


Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, dan Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama sama lumat dan sama sama hirup (masalah bersilat lidah memang Mas Pujo begitu pandai). Selesai nyaris sepuluh menit mereka sama-sama raba Mas Pujo mempertingkat laganya dari meraba sisi luar terus lepaskan kancing atas busana Meta jari-jari tangannya mulai menyisir tepian BHnya ke arah ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya serta menjepinya dengan 2 jemari. Sedangkan mulut Mas Pujo mulai merembet ke bawah menuju belahan dadanya yang sekal.


Tanpa ada diakui Meta tangan kanan Mas Pujo sudah menyusup ke punggung Meta serta melepas kait BH Meta karena itu tampaklah buah dada Meta yang kuat serta menentang, tiada buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tak bisa membatasi diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo dan memulai melaksanakan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar dan lurus ke bawah pusar. Tanpa ada menampik Mas Pujo jadi berikan peluang di Meta menyorongkan tubuhnya, sekalian mulutnya masih bergelayut di puting Meta, tetapi tanggannya mulai menarik resleting celana jeannya. Meta tidak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan maka dari itu keadaan terlihat redup serta tambah romantis.


Meta telah melempengkan kakinya di sofa sekalian kepalanya bergantung pada tanganan sofa, sementara tinggal kenakan CD warna merah, Mas Pujo belum melepas piayamanya dengan status di atas Meta namun batangnya telah terlihat menunjuk karena diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit pinggir CD Meta dan menariknya kebawah hingga bugil Meta masih tenang karena barangkali lihat Mas Pujo tidak membebaskan piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun ke pusar selalu menciuminya dan meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, diberlakukan demikian Meta meracau tidak karuan.


"Aduh Mas.. Mbak Meta gak tahan.. oh Mas Pujo"


Saya memberikan code pada Duta, waktu itu Mas Pujo sudah memasukkan parasnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya terhalang pegangan bangku maka dari itu saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karenanya nampaklah gundukan bukit venus yang cantik serta merekah merah maka mempermudah untuk penetratif.


Perlahan-lahan Mas Pujo mundur dan Duta yang udah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam kepuasan yang didapatkannya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tak menduga kalau ada pertukaran status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya serta arahkan ke lubang surga Meta, dengan tepat Duta menghentak serta bles..!


"Ahh Mas saya tidak mau.. tidak mau" sembari meronta namun sekencang kilat saya membelai serta mengulum putingnya, lagi Duta langsung mengancing kaki Meta karena itu Meta cuma dapat mendesis serta pengen berontak namun karena gempuran rasa nikmat yang menakjubkan dia cuma menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya gak tahan.. Tidak ta.. Hhaan.."jerit Meta sekalian mengartikulasikanng napasnya mengincar semua otot-otot tubuhya meregang tanda-tanda orgasme sampai.


Duta menandingi dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan dan teratur juga dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama-kali yang nyaris membuat gak sadar diri. Sesudah napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa lantaran itu perlahan-lahan Meta mulai buka matanya serta..


"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya kuatir sekalian pengin berontak tetapi penguncian Duta dan kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya membikin ia gak punya daya.


"Bagaimana Mbak? Saya tak ingin Mbak, saya pengen sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.


"Tenang jeng, tenang..!" kucoba menentramkannya, sekalian kukedipi Mas Pujo untuk bersiap mengambil alih statusku.


Mas Pujo merapat serta mulai melumat puting Meta yang sisi kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang samping kanan. Memperoleh gempuran terus-menerus dari bawah dan atas Meta jadi naik birahi kembali..


"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok berikut to, ahh nikmat Mbak.. Meta tidak tahan Mas, marilah selalu Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta menyebutng kembali menjejaki orgasmenya yang ke-2 .


Dutapun terlihat mulai berkerenyit dahinya serta kian keras kocokannya, tanda-tanda pengin gapai orgasme karenanya segera saya ambil sementara Mas Pujo langsung menukar status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tanpa ada memberinya peluang pada Meta buat mengendalikan napas. Kucium dan kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sembari mengocak-ngocok batangnya.. Serta..


Creett.. Crett.. Cret..


Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta lihat semuanya sekalian mendelik menghentikan nikmat karena kocokan Mas Pujo. Sehabis nyaris 1/2 jam mereka sama sama pacu selanjutnya mulai ada tanda-tandanya Mas Pujo serta Meta bakal sampai pucuknya serta..


"Aaahh Mas saya tidak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjejaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo memberinya peluang buat ambil napas sekalian kadang-kadang masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.


"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta di Mas Pujo sekalian tangannya menggapai-gapai.


Mas Pujo menyelesaikan kocokannya dan mengambil kontolnya serta menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sekalian selalu tidur telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang udah lebam dan berenyut-denyut. Selanjutnya.. 


Crett.. Crett.. Crett


Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sekalian membeliakkan mata, barangkali belum biasa namun lalu dijilatinya beberapa sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.


Selanjutnya mereka bertiga istirahat atur napas, sembari nikmati sejumlah sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Kala itu telah jam 11-an malam.


"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sekalian memukul bahuku.


"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.


"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sembari mengerling ke Duta.


"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.


"Jeng Meta ingin pulang..?" tanyaku kembali.


"Ya dech Mbak, telah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.


Saya serta Duta membawa Meta pulang lagi Mas Pujo nanti rumah, di jalan Meta mengucapkan terima kasih sama Duta, tukasnya baru kali inilah merasakan multiorgasme yang sekian lama ini cuman impian saja. Meta sampai berani mencium Duta di depanku waktu dia turun dari mobil. Seusai mengantarkan Meta pulang saya memperoleh kecupan spesial dari Mas Pujo dan Duta ucapnya mereka tidak pernah memikirkan wanita lain sekian lama ini karena sebetulnya sejauh ini mereka telah berasa cukup hanya layananku. Namun kemunculan Meta bikin mereka lebih berbahagia. Dan sepanjang 3 hari mereka berdua selalu bisa mengesankan Meta juga waktu hari diakhir Meta meminta nginap di rumah dan mereka main hingga sampai 4x. Selaku isteri saya terus resah menyaksikan keperkasaan mereka berdua, tetapi kemunculan Meta bisa sedikit menyembuhkan kegelisahanku.


Pembaca yang budiman hingga sampai waktu ini hampir 1 tahun saya Meta, Duta dan Mas Pujo tanpa ada Jhony kerjakan ini. Meta makin rajin memiara dianya dan dia tambah berbinar dia sangatlah menggemari Mas Pujo meskipun begitu kami semuanya berbahagia. Ada pembaca yang tawarkan kepadaku untuk ML tetapi memohon maaf saya gak bisa sebab saya cuman dapat buat Dutaku dan Mas Pujoku, kehadiran Meta sebetulnya gak mereka kehendaki pun namun sebab telah telanjur karenanya kami sependapat menyambung entahlah hingga sampai kapan yang pasti kami sama sama mencintai

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama